SOLO - Nyaris tak percaya ada bahan bakar dari air (hidrogen). Tapi deretan mobil yang parkir di halaman salah satu hotel di Solo membuktikan hal itu. Ada bus, ada pula mobil Ford Ranger, keduanya menggunakan bahan bakar air yang sudah diolah. Dan kedua mobil itu tak mengalami gangguan mesin atau mogok dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Solo, untuk selanjutnya ke Bali. Menyusul cadangan bahan bakar minyak atau BBM alam kian menipis, kini dijajagi pembangunan pabrik pembuatan bahan bakar sintetis berbahan baku air.
”Dalam skala laboratorium, kami sudah mampu memproduksi BBM berbahan baku air dan hingga kini sudah menjalani serangkaian uji coba, baik dari sisi kualitas maupun gas buang akibat pembakaran energi yang tak pernah habis ini,” ujar Heru Lelono, Sekretaris Umum Gerakan Indonesia Bersatu (GIB), saat melintas ke Solo dalam perjalanannya ke Bali.Bahkan, hasil temuan sekumpulan anak bangsa yang bergabung dalam GIB bekerja sama dengan Sarana Harapan Indocorp itu, akan dipamerkan dalam forum United Nations Framework for Climate Change Conference (Konferensi Perubahan Iklim Global) di Bali, 3-14 Desember. Dalam kaitan pameran itu pula, sekaligus wahana uji coba, bahan bakar sintetis yang diberi nama Minyak Indonesia Bersatu (MIB), digunakan untuk bahan bakar puluhan mobil aneka merk dan jenis, menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bali.
Air Lapindo
Satu hal yang menggembirakan, jelas Heru yang juga staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MIB yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan untuk menempuh perjalanan Jakarta-Bali, sebagian diolah dengan memanfaatkan bahan baku air dari luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Ternyata, kualitas MIB berbahan baku air Lapindo relatif lebih baik, selain pula biaya produksi lebih murah dibanding menggunakan bahan baku air biasa ataupun air laut.Itu berarti, lanjut dia, air Lapindo yang hingga kini masih menimbulkan persoalan berkepanjangan, akan bisa terpecahkan dengan sendirinya. Manakala, kata Heru, dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar sintetis. Karenanya, rencana pembangunan pabrik BBM sintetis yang semula diarahkan di daerah Lamongan, Jawa Timur, menurut Heru, akan dialihkan ke daerah sekitar Pasuruan.Direncanakan pembangunan pabriknya dimulai tahun 2008 dengan investasi Rp 20 triliun.
Sumber : http://www.wawasandigital.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar