PRODUSEN software terbesar di dunia, Microsoft Corp berencana merilis sistem operasi Windows 7 pada 22 Oktober mendatang. Namun saat ini, Windows 7 bajakan ternyata sudah beredar di China. Tidak jelas dari mana para pembajak di China mendapatkan software Windows 7 untuk kemudian digandakan secara ilegal.
Reuters memberitakan, DVD Windows 7 bajakan di China dijual seharga 20 yuan alias USD2,93 (atau sekira Rp27.500) per keping. Padahal harga Windows 7 asli diperkirakan mencapai USD320 (sekira Rp3 juta) per lisensi. Kehadiran Windows 7 bajakan di China sebelum peluncuran resmi software aslinya, menegaskan bahwa China adalah salah satu negara pembajak paling maju di dunia.
Firma riset International Data Corp (IDC) memperkirakan, sekitar 80 persen software yang digunakan di China adalah software bajakan. Padahal China adalah pasar komputer terbesar kedua di dunia. Artinya, penggunaan software bajakan di Chia maasih sangat banyak.
Analis Gartner Inc Matthew Cheung menambahkan, pembajakan di CHina tidak akan bisa dihentikan keuali para produsen siftware mampu menjual produk dengan harga lebih murah. Cheung menegaskan, para penduduk China pada saat ini lebih suka membeli software bajakan karena harga software asli masih terlalu mahal.
"Rata-rata mahasiswa di China hidup dengan biaya 400 Yuang (sekira 550 ribu) per bulan. Mana mungkin mereka membeli program yang berharga 2.000 yuan. Hal yang sama juga berlaku untuk sebagian besar konsumen di China," tutur Cheung.
Microsoft rupanya menyadari pula isu daya beli penduduk China, Karena itu, pada tahun silam Microsoft memangkas harga Office 2007 Home Edition menjadi hanya 199 yuan (Rp274 ribu), dari harga asli Rp962 ribu. Tetapi harga software asli itu masih 15 kali lebih tinggi daripada harga software bajakan.
Business Software Alliance (BSA) yang dibentuk para produsen software, termasuk Microsoft, memperkirakan pembajakan di China menimbulkan kerugian lebih dari USD6,6 miliar pada tahun silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar